Masyarakat Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang,Kalimantan Barat menolak keberadaan perusahaan perkebunan sawit, yang baru beroperasi di daerah mereka, PT MAS.Masyarakat Simpang Hulu tidak ingin segala usaha kebun karet, dan hutan mereka habis dibabat berubah lahan perkebunan sawit.
“Kami melihat begitu banyak persoalan perkebunan sawit di daerah ini,dan kami masyarakat di Simpang Hulu merasakan kehadiran perusahaan sawit ini tidak akan menguntungkan masyarakat,” ujar tokoh Masyarakat Simpang Hulu, Silvanus Sulin kepada Tribun, Minggu (30/10/2011).
Masyarakat beralasan jika lahan mereka dibabat perkebunan sawit, tidak ada lagi untuk berladang, bercocok tanam, dan gundulnya hutan-hutan masyarakat yang selama ini menjadi penopang hidup mereka.
“Penghasilan masyarakat kami adalah tanaman karet, jikalau sudah
dilanda sawit, masyarakat Simpang Hulu akan susah bercocok tanam seperti sedia kala,” timpal Silvanus Sulin.
Dalam hal ini, Silvanus Sulin menegaskan, masyarakat setempat bukan menolah perusahaannya, tapi menolah jenis usahanya perkebunan sawit.
“Kami masyarakat Simpang Hulu sudah lumayan sejahtera, hal ini dibuktikan banyaknya Sarjana dari daerah kami. Kami tidak ingin,
Simpang Hulu seperti daerah-daerah lain, adanya kriminalisasi terhadap
masyarakat oleh oknum-oknum perusahaan sawit,” paparnya.
Silvanus Sulin mengimbau seluruh masyarakat di daerahnya untuk tidak mudah diiming-imingi atas kehadiran perkebunan sawit di daerah
itu.
Selain merusak alam, ia juga memohon kepada Bupati Ketapang untuk meninjau ulang kehadiran perusahaan perkebunan sawit di daerah mereka.
Lantaran orang nomor satu di Bumi Ale-ale pernah berjanji tidak akan memberikan izin perkebunan sawit lagi di daerah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar